Sinyal AM
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEim-snmGMkwmQqPyYEycTSMhiJgL18K18OVLp5k78xxhQvejGOtEjUjTNa3YdENC6_SUeRjuHlW0k9-ESM72iPutYcFTKJw3nkQAFPdEqnAXujo_BTCzBgws8xfNBrqPpum5v7EXAfns3g/s1600/jarkomsuyanto.blogspot.com+%25289%2529.jpg)
Sinyal
AM merupakan salah satu bentuk modulasi dimana sinyal informasi
digabungkan dengan sinyal pembawa (carrier) berdasarkan perubahan
amplitudonya.Bentuk
modulasi dimana amplitudo sinyal pembawa di variasikan secara
proposional berdasarkan sinyal pemodulasi (sinyal informasi). Frekuensi
sinyal pembawa tetap konstan.Besarnya
amplitudo sinyal informasi mempengaruhi besarnya amplitudo dari
carrier, tanpa mempengaruhi besarnya frekuensi sinyal pembawa. Parameter
sinyal yang mengalami perubahan adalah amplitudonya, Amplitudo sinyal
pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan amplitudo sinyal informasi.
Rentang frekuensi AM adalah 500 Hz – 1600 KHz dan panjang gelombang
atau amplitudo AM adalah 1600 KHz – 30000 KHz. Jika direntangkan dengan
satuan meter, jangkauan sinyal AM bisa mencapai puluhan ribu kilometer.
AM adalah metode pertama kali yang digunakan untuk menyiarkan radio komersil. Kelemahan dari sistem AM adalah mudah terganggu oleh gangguan atmosfer dan kualitas suara terbatasi oleh bandwidth yang sempit.
AM adalah metode pertama kali yang digunakan untuk menyiarkan radio komersil. Kelemahan dari sistem AM adalah mudah terganggu oleh gangguan atmosfer dan kualitas suara terbatasi oleh bandwidth yang sempit.
Gelombang
AM mengalir dekat dengan tanah pada siang hari dan semakin tinggi ke
angkasa pada malam hai, yang artinya sulit untuk mendapatkan radius
penyiaran selama jam siang. AM juga mudah terhalang oleh bangunan
tinggi.
Bentuk Sinyal Modulasi Amplitudo (AM)
sinyal pemodulasi, untuk memudahkan analisa,
diasumsikan sebagai gelombang sinusoidal juga, dengan persamaan matematisnya:
dimana,
ωc = 2π fc dengan fc adalah frekuensi sinyal pembawa
Em = amplituda maksimum sinyal pemodulasi
ωm = 2π fm dengan fm adalah frekuensi sinyal pemodulasi
Sinyal AM, yakni sinyal hasil proses modulasi
amplituda, diturunkan dari :![e_{s}=(E_{c}+e_{m})sin\omega _{c}t](https://latex.codecogs.com/gif.latex?e_%7Bs%7D=(E_%7Bc%7D+e_%7Bm%7D)sin%5Comega&space;_%7Bc%7Dt)
menjadi,
index modulasi merupakan ukuran seberapa dalam sinyal informasi memodulasi sinyal pembawa. Apabila index modulasi terlalu besar (m>1) maka hasil sinyal termodulasi AM akan cacat dan apabila index modulasi terlalu rendah (m<1) maka daya sinyal termodulasi tidak maksimal.
Untuk menghindari
keadaan overmodulasi yaitu keadaan dimana gelombang pembawa termodulasi lebih
dari 100 %, maka kita harus dapat membatasi besar-kecilnya modulasi yang
terjadi. Hal ini dapat diatasi dengan cara menentukan nilai index modulasi (m).
Pengaruh indeks modulasi terhadap proses modulasi sinyal pembawa dapat di
pahami dari gambar berikut:
Kondisi index modulasi m = 1 adalah kondisi
ideal, dimana proses modulasi amplituda menghasilkan output terbesar di
penerima tanpa distorsi. Spektrum sinyal AM dapat digambarkan sebagai berikut:
Dari gambar diatas terlihat, modulasi
amplituda memerlukan bandwidth 2x bandwidth sinyal pemodulasi (= 2fm). Daya
total sinyal AM dapat dituliskan dalam persamaan matematik sebagai berikut :
dimana Pc adalah daya sinyal pembawa
Dari persamaan
-persamaan tersebut di atas dapat kita diketahui bahwa lebar pita
frekuensi (band width) dalam sebuah proses modulasi
amplitudo (AM) adalah dua kali frekuensi sinyal informasi.
copyright : http://jarkomsuyanto.blogspot.co.id/2017/12/pengertian-gelombang-radio-am-fm.html
http://elektronika-dasar.web.id/modulasi-amplitudo-amplitude-modulation-am/
copyright : http://jarkomsuyanto.blogspot.co.id/2017/12/pengertian-gelombang-radio-am-fm.html
http://elektronika-dasar.web.id/modulasi-amplitudo-amplitude-modulation-am/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar